Senin, 10 Desember 2012

Seorang tukang air di desa terpencil memiliki dua tempayan besar.
Masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang
dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak,
sedangkan tempayan satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak
retak itu selalu terisi air yang penuh dari mata air menuju ke rumah
majikan si tukang air tadi,maka tempayan itu hanya dapat air setengah penuh. Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya
dapat membawa Satu setengah tempayan air ke rumah majikannya.
Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan
prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna.
Namun si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan
ketidaksempurnaannya, dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat
diberikannnya. Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan
retak itu berkata kepada si tukang air,
“Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon
maaf kepadamu.”
“Kenapa?” tanya si tukang air, “Kenapa kamu merasa malu?”
“Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan
pada sisi saya dan telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang
jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacadku itu, saya telah
membuatmu rugi.” Kata tempayan itu. Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam
belas kasihannya, ia berkata,
“Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.” Benar, ketika mereka naik ke bukit, Si tempayan retak
memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di
sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun
pada akhir perjalanannya, Ia kembali sedih karena separuh air yang
dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta
maaf pada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata kepada tempayan itu,
“Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang
jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi
tempayan yang lain yang tidak retak itu? Itu karena aku selalu
menyadari akan cacadmu. Dan aku memanfaatkannya. Aku telah
menanam benih-benih bunga di sepanjang jaan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-
benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-
bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu
sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumah seindah sekarang.
RENUNGAN :
“Setiap dari kita memiliki Cacad dan kekurangan kita sendiri. Kita
semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan
menggunakan kekurangan kita untuk menghias-Nya. Di mata Tuhan
yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan
kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah, didalam kelemahan
kita, kita menemukan kekuatan kita. " if you think that you're nothing
before Me you are something beautiful
you think that you can't do anything
but you can do a lot of things with Me *

Sumber http://nimbuzzer.net/kucur-hati/1161-kisah-tempayan-retak.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar